Irwan Singkuai

If you need some information regarding on Indonesia Marine regulation please do not hesitate to call me through +62812 6109 566 or email me to operation@diamond-marine-indah.com or singkuai@yahoo.com

Foto Saya
Nama:
Lokasi: Batam, Kepulauan Riau, Indonesia

We running company for sale and renting yokohama fender and STS equipment, operation area around Indonesia water. Feel free to contact if any inquiry for us.

Selasa, 22 September 2020

SHIP TO SHIP OPERATION (STS)

Our company is the one of STS operator in Indonesia, if you need information regarding STS for your operation do not hesitate to contact me thru +628126109566, We have completed set equipment for STS such LCT, Yokohama Fenders, flexible hose 10 Inch, POAC, mooring master, rigger and surveyor.



BEBERAPA JENIS (BASICS) OPERASIONAL STS

 Secara umum berdasarkan konfigurasi lay out antara kapal yang satu dengan yang lain, operasi ship to ship transfer / offloading dapat dibedakan menjadi dua kategori utama sbb;

1.      Operasi tandem offloading – dimana antara kapal yang satu dengan yang lain terletak dalam satu garis lurus berposisi depan-belakang (dimana haluan kapal yang satu tepat menghadap buritan kapal yang lain), di claim sebagai konfigurasi yang lebih aman (safe) namun demikian kurang banyak digunakan (kurang umum).

2.      Operasi double-bank transfer – adalah konfigurasi dimana antara kapal yang satu dengan yang lain terletak sejajar saling bersebelahan (sisi portside kapal yang satu berdekatan dengan sisi starboard kapal yang lain), konfigurasi ini yang umum disebut sebagai konfigurasi ship to ship, dan lebih banyak digunakan.

Adapun operasi double-bank transfer sendiri lebih jauh lagi secara umum dibedakan ke dalam beberapa jenis double-bank yakni sbb;

a.       Double-banked adrift – adalah konfigurasi operasi ship to ship transfer yang dilakukan pada saat kedua kapal free float (atau hanyut) biasanya kebanyakan dilakukan di sepanjang alur channel/sungai ketika traffic tidak padat.

b.      Double-banked anchor – adalah konfigurasi operasi ship to ship transfer yang dilakukan pada saat salah satu kapal sedang lego jangkar (anchored).

c.       Double-banked moored at Gasport jetty – adalah konfigurasi operasi ship to ship transfer yang dilakukan pada saat salah satu kapal terikat sandar di jetty terminal.

d.      Double-banked moored at STL Buoy – adalah konfigurasi operasi ship to ship transfer yang dilakukan pada saat salah satu kapal terikat pada mooring buoy (umumnya berbentuk Tower York)

Berikut terlihat pada Figure.1 di bawah ini perbedaan schematic secara umum antara konfigurasi Tandem Off loading dengan Operasi ship to ship transfer (double-banked)





BEBERAPA HAL DASAR YANG PERLU DIPASTIKAN

SEBELUM PELAKSANAAN OPERASI STS OIL OR GAS TRANSFER

 

1.      Adanya Protocol, Manual & SOP (Standard operating Procedures) yang sudah di approved oleh pihak Classification Society dan sertifikasi kelaikan “fit for purpose”oleh standard industry dan international, juga secara umum telah di assess dan bisa diterima oleh major P&I clubs.

 

2.      Adanya standard thoughrough Risk Assessment Study yang mencakup semua aspek dan potensi hazard sepanjang operasional STS lengkap dengan rencana mitigasi masing-masing.

 

3.      Adanya Study Kompatibilitas diantara dua kapal, ini adalah salah satu bagian yang paling menentukan dari keseluruhan Risk Assessment Study, study ini mencakup (tapi tidak terbatas pada) hal-hal dan aspek sebagai berikut di bawah ini;

 

-          Susunan manifold dari kedua kapal – mencakup issue-issue penempatan (exact location), jarak                spacing diantara pipa outlets, ketinggian posisi center line pipa dari air laut, dll

-          Penempatan Hose support saddles dan Design Paramter dari Cryogenic transfer hoses

-          Konfigurasi mooring arrangement diantara keduanya – mencakup issue-issue panjang overlap                 cakupan mooring diantara kedua kapal, mooring alignment diantara keduanya.

-          Design parameter mencakup jumlah dan size & diameter minimum dari Yokohama fenders, dll

-          Kompatibilitas dari ESD (Emergency Shut Down) system (termasuk quick release couplings)                 pada kedua kapal i.e berbasis pneumatic,optic cables, etc

-          Communication system and platform diantara kedua kapal i.e VHF Radio, PA, dll

-          Teamwork coordination, dll

 

4.      Semua peralatan pendukung operasional STS haruslah memiliki Type Approval dari Classification Society, dan sertifikasi kelaikan “fit for purpose”oleh standard industry  dan international (API, ASME, ISO, dll), juga secara umum telah di assess dan bisa diterima oleh major P&I clubs.

Adapun peralatan-peralatan pendukung yang dimaksud adalah mencakup (tapi tidak terbatas pada) peralatan sbb;

-          Flexible Cryogenic transfer hoses, support saddles, lifting bracket, etc

Design parameter yang perlu diperhatikan dalam pemilihan cryogenic hoses adalah custom designed hose saddles yang mampu mendistribusi beban berat hoses merata pada manifold, dan dengan minimum bending radius untuk memastikan bentuk catenerary yang sempurna yang memungkinkan unimpeded flows sepanjang transfer operation.

-          “Dry-break” Emergency release couplings

-          Cargo control system (including mimic board)

-          Integrated ESD System

-          Hose handling cranes

-          Yokohama fenders

-          Mooring system and arrangements, i.e. mooring wires dan dyneema mooring lines

-          Rigging equipment, dll

5.      Sea-state (kondisi perairan pelayaran) adalah salah satu faktor yang paling critical dalam setiap pelaksanaan operasional STS cargo transfer, dimana kondisi pelayaran yang rough dalam arti ketinggian gelombang dan periodical gelombang yang tinggi dapat menyebabkan cargo sloshing yang pada akhirnya meningkatkan resiko kerusakan cargo containment system. Untuk itu perubahan kondisi meteorogical di daerah pelayaran setempat akan selalu dimonitor setiap saat, jika kondisi perairan diperkirakan akan memburuk maka operasi STS akan segera dihentikan sebelum kondisi benar-benar memburuk.

6.      Adanya / tersedianya peralatan rambu navigasi penunjang yang cukup untuk menjamin keselamatan pelayaran /traffict pada saat pelaksanaan operasional STS transfer.

 


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda